Gallery Hikmah Aqiqah

Tips Hadapi Anak Mengamuk



Tips Hadapi Anak Mengamuk

Tips Hadapi Anak Mengamuk


PERNAHKAH balita Anda mengekspresikan rasa amarahnya dengan mengamuk?
Menangis histeris sambil berguling-guling atau berteriak teriak?

Perilaku balita seperti itu biasa disebut sebagai "temper tantrum."
Temper tantrum merupakan perilaku marah pada anak-anak pra sekolah.

Tantrum yang alami terjadi pada anak anak yang belum mampu menggunakan kata-kata untuk mengekspresikan rasa frustasi mereka karena tidak terpenuhinya keinginan mereka. 

Kemarahan memang merupakan reaksi normal apabila keinginan atau kebutuhan anak tidak terpenuhi. Sayangnya, reaksi ini bukan cara efektif untuk menunjukkan rasa marah.

Mungkin banyak orangtua yang bingung saat menghadapi anak temper tantrum seperti ini. Kadang orangtua ikut emosional melihat anak bereaksi seperti itu.

"High intensity tantrum atau biasa disebut temper tantrum perilaku marah pada anak usia pra sekolah dua sampai empat tahun. Temper tantrum ditunjukkan dengan berbaring sambil menendang bahkan berteriak," kata Psikolog Cik Kusumawardhani.

Akan tetapi, kejadian temper tantrum, sambungnya, bakal berkurang seiring bertambahnya usia serta pemahaman yang juga meningkat. Namun, tidak semua pada usia pra-sekolah mengalami temper tantrum.

"Tergantung dari pola asuh orang tuanya. Sebaiknya dilatih dari usia dini agar anak tidak menjadi temper tantrum. Sebagai komunikasi yang menurut anak efektif," ujarnya.

Apa penyebab terjadinya tantrum pada anak? Dari pemaparan ahli psikologi, kejadian temper tantrum disebabkan suatu keinginan yang harus dituruti.

Bisa juga faktor anak belum mahir berbicara, ketika menginginkan sesuatu, sukar dimengerti bagi orang dewasa maupun orangtua.

"Biasanya anak-anak suka begitu, kalau ada yang dia suka tapi nggak dituruti. Menangis berontak atau sambil menendang-nendang. Apalagi kalau anak belum bisa ngomong, dengan cara seperti itulah mereka memintanya," katanya. 

Apa jadinya ketika si anak mulai bertingkah karena menginginkan sesuatu di tempat keramaian?
Lalu, salah satu orang tua si anak membujuk agar dituruti keinginannya. Menghindar dari tangisan yang semakin menjadi serta malu.

Cik pun menegaskan, orangtua harus tetap memegang konsistensi.
"Kedua orangtua harus konsisten dari awal. Kalau ada perilaku seperti itu, dihiraukan saja. Tetapi, tetap dalam pengawasan," pungkasnya. (*)

ada juga tips lain yaitu mengalihkan perhatian anak dengan cara orangtua menunjuk sesuatu yang tinggi Contoh : itu tu dek ada burung, itu tu dek awannya bagus, itu tu dek/ kak ada pesawat dsb.

kenapa menunjuk sesuatu yang tinggi; karena menangis hakikatnya menunduk, kita harus melatih kepercayaan diri mereka, memberikan sesuatu yang positif, menumbuhkan rasa kepercayaan diri mereka dengan mantab menatap keatas sehingga tidak tertunduk.

0 comments:

Post a Comment

Aqiqah murah On Facebook