Kenali Penyebab Tantrum pada Anak
Anak balita Anda tantrum? Ia menangis histeris selama beberapa menit, lalu muntah? Sebenarnya, ia sedang melalui
tahap perkembangan balita yang unik. Ia sangat sensitif hingga hal ini membuatnya cenderung untuk tantrum.
Keinginan anak untuk mengekspresikan perasaan atau menunjukkan keterampilan tertentu lebih besar dari pada kemampuannya untuk melakukan hal tersebut
Ada 2 bentuk tantrum, yakni:
1. Tantrum frustrasiTantrum frustasi membutuhkan empati dan dukungan Anda. Makanya, ledakan emosi ini merupakan peluang bagi Anda untuk lebih dekat dengan anak dan mengajarinya untuk menilai Anda sebagai seseorang bisa memberi rasa nyaman dan membantunya.
Jika tidak bisa memanjat lebih tinggi lagi, misalnya, ulurkan tangan Anda. Dukungan Anda sangat besar artinya bila ia sedang melalui tahapan “Aku bisa, kok!”
2. Tantrum manipulatifTantrum manipulatif (“Aku marrraahh sampai kemauanku dituruti!”) perlu pendekatan yang lebih kreatif. Jika anak melancarkan tantrum manipulatif, jangan manjakan dia. Anda cukup berdiri beberapa meter darinya, untuk memastikan kalau Anda tetap ada di dekatnya untuk membantunya saat ia tenang dan menanyakan apa yang dia perlukan dengan cara yang lebih sopan.
Anak akan mengerti, kok, bahwa perilaku yang tidak dibenarkan akan sia-sia belaka.
tahap perkembangan balita yang unik. Ia sangat sensitif hingga hal ini membuatnya cenderung untuk tantrum.
Keinginan anak untuk mengekspresikan perasaan atau menunjukkan keterampilan tertentu lebih besar dari pada kemampuannya untuk melakukan hal tersebut
Ada 2 bentuk tantrum, yakni:
1. Tantrum frustrasiTantrum frustasi membutuhkan empati dan dukungan Anda. Makanya, ledakan emosi ini merupakan peluang bagi Anda untuk lebih dekat dengan anak dan mengajarinya untuk menilai Anda sebagai seseorang bisa memberi rasa nyaman dan membantunya.
Jika tidak bisa memanjat lebih tinggi lagi, misalnya, ulurkan tangan Anda. Dukungan Anda sangat besar artinya bila ia sedang melalui tahapan “Aku bisa, kok!”
2. Tantrum manipulatifTantrum manipulatif (“Aku marrraahh sampai kemauanku dituruti!”) perlu pendekatan yang lebih kreatif. Jika anak melancarkan tantrum manipulatif, jangan manjakan dia. Anda cukup berdiri beberapa meter darinya, untuk memastikan kalau Anda tetap ada di dekatnya untuk membantunya saat ia tenang dan menanyakan apa yang dia perlukan dengan cara yang lebih sopan.
Anak akan mengerti, kok, bahwa perilaku yang tidak dibenarkan akan sia-sia belaka.
0 comments:
Post a Comment